Internet sudah menjadi hal yang biasa dijaman sekarang.
Internet seperti sudah bukan kebutuhan mewah lagi, tetapi sudah menjadi
kebutuhan primer bagi seseorang. Internet tidak hanya dapat diakses oleh
orang-orang menengah keatas saja, namun orang-orang menengah kebawahpun sudah
dapat mengaksesnya, bahkan gratis. Hal itulah yang memicu perkembangan pesat
internet di dunia maya. Dari pendidikan, bisnis, berita, hingga masalah
kenegaraan ada di dunia maya. Tidak hanya yang bersifat umum dan terbuka saja,
namun hal yang bersifat tertutup dan rahasia dari suatu hal juga banyak yang
lalu-lalang di dunia maya. Hal ini lah yang menarik minat para hacker-haker
untuk menguak informasi yang rahasia, terutama dari sebuah negara atau
organisasi penting.
Hacker pada umumnya adalah manusia-manusia jenius yang
sangat menguasai penggunaan komputer hingga jaringan internet terdalamnya.
Tidak sembarang orang bisa menjadi hacker. Hanya orang-orang yang ber IQ
tinggi, memiliki kreativitas, dan rasa ingin tahu yang besar dapat menjadi
seorang hacker yang profesional.
Hacker umumnya masih dipandang sebagai perusak jaringan,
pencuri data, dan hal-hal menggangu lainnya di dunia maya. Profesi hacker
sering dianggap sebagai sesuatu yang hina dan kriminal. Padahal potensi dari
hacker-hacker yang ada terlebih yang benar-benar sudah profesional sangat besar
bagi industri pertahanan, terutama pertahanan di dunia maya. Seperti contohnya
keamanan dari situs Wikileaks, situs ini banyak yang tidak suka, dan banyak
yang berusaha merusaknya, namun usaha-usaha tersebut dapat digagalkan karena
situs ini memiliki pelindung dari hecker-hecker profesional tingkat dunia salah
satunya kelompok hacker Anonymous.
Hacker dalam negeri.
Sebenarnya di dalam negeri juga sudah banyak hacker-hacker
yang dapat dimanfaatkan kemampuannya. Hanya saja pemerintah masih belum mampu
memanfaatkan potensi besar yang dimiliki hacker-hacker dalam negeri ini.
Padahal seperti kita ketahui situs presiden sudah dapat diretas oleh hacker
dalam negeri yang hanya belajar secara otodidak. Juga situs-situs pemerintah
lain bahkan situs Kementerian Komunikasi dan Informasipun yang seharusnya
memiliki ketahanan terhadapt peretasan yang kuat, juga pernah merasakan
peretasan. Hal ini membuktikan, keamanan yang dimiliki oleh situs-situs
pemerintah, atau situs-situs penting di Indonesia lainnya masih kalah bersaing
dibanding perkembangan kemampuan dari hacker-hacker yang ada. Padalah situs
pemerintah sudah pasti memiliki informasi rahasia dari negara yang harus
dilindungi dari serangan luar.
Kementerian Komunikasi dan Informasi akhir-akhir ini sudah
mulai menyadari pontensi dari hacker-hacker Indonesia. Mereka mulai mengumpulkan hacker-hacker ini dalam
suatu wadah untuk berkreasi dan mengembangkan kemampuannya. Seperti diadakannya
lomba hacking antar hacker. Lomba-lomba semacam ini diharapkan mampu
memunculkan hacker yang tidak sekedar
iseng-iseng saja, namun berkualitas. Yang pada akhirnya pemerintah dapat
mengambil hacker-hacker yang memenuhi syarat untuk diberi tanggung jawab
mengamankan situs-situs pemerintah.
Sehingga kesimpulannya, hacker selama ini dipandang sebelah mata, dan dianggap perusak
karena tidak adanya wadah bagi mereka untuk mengembangkan bakat dan
kreativitasnya. Hacker menyimpan potensi besar tidak hanya sebagain perusak,
jika dengan arahan yang benar, hacker dapat sebagai alat pengamanan negara
terutama di dunia maya. Dengan perlombaan antar hacker, pendidikan tentang
cyber crime, dan pendidikan moral dan kenegaraan, hacker-hacker dapat menjadi
amunisi tambahan bagi pertahanan negara.
No comments:
Post a Comment