agama dan teknologi - Lebah yang merupakan salah satu makhluk terindah dan
sempurna yang diciptakan Allah, ternyata banyak memberi pelajaran pada diri
kita.
Allah menjelaskan,
وَأَوْحَى رَبُّكَ
إِلَى النَّحْلِ أَنِ اتَّخِذِي مِنَ الْجِبَالِ بُيُوتًا وَمِنَ الشَّجَرِ وَمِمَّا
يَعْرِشُونَ
“Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah untuk
menjadikan gunung, pepohonan, dan tempat tinggal sebagai tempat bersarang.” (QS
an-Nahl/16: 68)
ثُمَّ كُلِي
مِن كُلِّ الثَّمَرَاتِ فَاسْلُكِي سُبُلَ رَبِّكِ ذُلُلًا ۚ يَخْرُجُ مِن بُطُونِهَا
شَرَابٌ مُّخْتَلِفٌ أَلْوَانُهُ فِيهِ شِفَاءٌ لِّلنَّاسِ ۗ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَةً
لِّقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
“Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam)
buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari
perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya
terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian
itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang
memikirkan.” (QS an-Nahl/16: 69)
Ibarat seorang pekerja yang bekerja banting tulang,
kerja keras setiap hari, dengan penghasilan yang begitu berlimpah, namun
pekerja tadi hanya mengambil 10% dari pendapatannya, 90%-nya ia berikan kepada
orang lain.
Pertanyaannya: “Mampukah banyak orang atau kita
sendiri mau melakukan hal itu?”
Jawabnya, mungkin masih ada, dan sebagian kecil dan
sangat kecil. Namun hal ini ternyata tidak berlaku pada lebah. Dari total
konsumsi lebah, ternyata hanya 10% produksi madu dari 'Sang Lebah' tadi yang
mereka konsumsi sendiri, artinya 90% hasil produksi mereka, mereka
“sedekah”-kan untuk siapa pun yang membutuhkan, utamanya bagi umat manusia.
Kesimpulannya. Lebah memang diciptakan Allah untuk
melayani siapa pun yang membutuhkannya, utamanya “manusia”, sehingga kita
sangat pantas untuk bersyukur, bahwa kita sudah difasilitasi oleh Allah melalui
lebah ini, antara lain melalui madunya untuk memenuhi kebutuhan kita.
Namun, di luar itu semua, sungguh lebah begitu
banyak memikirkan orang lain, mereka lebih banyak memikirkan bagaimana memberi
dan berbagi untuk orang lain, khususnya manusia dengan produk-produk mereka,
Subhânallâh.
Adakah dari kita yang mau dan mampu berbagi 90% dari
apa yang kita dapatkan? Mungkin belumlah kita mencontoh ‘Sang Lebah’ dalam
bersedekah.
Dan dalam sejarah Islam, keikhlasan lebah telah dicontoh oleh salah
satu ‘Sahabat Rasulullah s.a.w.', yang telah mau dan berani untuk memberikan
hartanya untuk Allah dan RasulNya,
dengan memberikan seluruh kekayaanya (100%). Dialah Abu Bakar ash-Shiddiq
radiyallâhu ‘anhu.
Mari kita contoh ‘perilaku’ lebah itu, agar kita
menjadi manusia yang lebih banyak memikirkan dan berbagi kepada orang lain,
tanpa mezalimi di kita. Dan dengan sikap itu,insyaallah kita akan semakin
dicintai oleh Allah dengan cinta yang berbuah pada kehidupan kita di dunia dan
akherat.
(Dikutip dan diselaraskan dari tulisan dr. Zaidul
Akbar, dalam
http://www.hidayatullah.com/kolom/hidup-sehat-islami/read/2013/12/19/13463/belajar-sedekah-dari-lebah.html#.VFVRamcm6ho)
No comments:
Post a Comment