Kalau kita bicara, suara kita bisa melahirkan kesan
ceria,tegas, lembut, formal, atau penuh kegurauan. Desain grafis juga melakukan
hal yang sama. Kita bisa merasakan sendiri setelah melihat foto atau ilustrasi,
melihat permainan warna, atau bentuk dari sebuah karya desain. Ada nuansa yang
ditimbulkannya. Entah itu tegas, formal, bergurau, lembut, anggun, elegan dan
kesan-kesan yang lain.
Kenapa kita dapat merasakan hal itu? Karena memang kesan itu
yang ingin dihadirkan oleh suatu obyek gambar sehingga pesannya sampai. Iklan
mie instan yang ada di papan-papan iklan atau di halaman majalah misalnya,
walaupun kita belum pernah makan produk mi instan tadi, tapi kalau lihat
gambarnya jadi bikin perut keroncongan.
Penciptaan desain grafis berawal dari sebuah ide. Lantas
diterjemahkan oleh seorang desainer dalam sebuah bahasa visual. Bila ada 100
desainer yang menerjemahkansatu ide, maka akan ada 100 hasil desain yang
berbeda. Tidak akan pernah ada satu desain yang sama, bahkan mirip pun sangat
jarang, meskipun dari satu konsep atau ide yang sama. kenapa bisa begitu?
Karena desain grafis itu tidak seperti matematika yang dikerjakan dengan satu
rumus pasti. Cara menerjemahkan suatu ide dari seorang desain grafis dengan
desainer grafis lainnya tentu tidak akan sama, tergantung cara berpikir
masing-maisng desainer. Skill atau kemampuan dalam mengaplikasikan software
boleh sama. Begitu juga software yang digunakan, dan komputer yang dipakai boleh
sama. tapi hasilnya tetap akan berbeda.
Sama saja kalau kita bicara. Kemampuan verbal setiap orang
tidak sama. Ada yang bicaranya lancar, sistematis, dan langsung dimengerti oleh
pendengarnya. Tapi ada juga orang yang bicaranya tidak gampang dipahami,
mungkin karena dia menggunakan gayabahasa yang ruwet atau tidak bisa
mengungkapkan apa yang ada di pikirannya dengan lugas dan jelas. Desain yang
baik adalah yang mampu mengomunikasikan sebuah pesan, selain syarat lain, yakni
mengedepankan sisi seni atau art.
Seorang desainer grafis biasanya menolak disebut seniman,
karena dalam karya desain dibutuhkan proses berpikir, tidak hanya ‘sense of art’ saja. Kalau seniman, dia menghasilkan karya seni
sesuai apa yang diarasakan pada saat itu. Seni adalah salah satu perwujudan
dari ekspresi mereka, tidak peduli apakah orang lain suka atau tidak. Dan untuk
memahami karya mereka, perlu suatu pemahaman yang lebih khusus.
Kalau desainer harus menggabungkan komunikasi dengan seni
demi kebutuhan khalayak atau target audensi. Seorang desainer harus tahu
bagaimana cara mengomunikasikan suatu desain menjadi sebuah solusi bagi target
audiensinya. Kalau berupa desain iklan, bagaimana agar iklan tersebut bisa
menjual?
Makanya seorang desainer dituntut untuk selalu kreatif,
karena karya yang dihasilkan dari waktu ke waktu berbeda, tergantung apa
yangmereka buat dan siapa klien mereka. Banyak cara yang bisa dilakukan agar
kreativitas tidak padam, apalagi sekarang teknologi informasi sudah sangat maju
dan mudah didapat. Tren desain di seluruh dunia juga bisa diikuti melalui
internet untuk menambah wawasan kreatif. Selain mengamati, membaca, dan
mempelajari karya-karya desain, memerhatikan lingkungan sekitar juga bisa
menjadi sumber inspirasi.
----------------------------------------------------
Keterangan Buku:
Judul : Bekerja Sebagai
Desainer Grafis
Penulis : Ana Yuliastanti
Editor : Audina Furi N.
& Yati Sumiharti
Editor fotografi
: VeriSanovri
Desainer sampul
: Farid F. Noor
Penerbit : Esensi
Terbit : 2008
Tebal : 88 hlm.
ISBN : 978-979-015-873-3
No comments:
Post a Comment