Agama dan Teknologi - Bagian dari kesempurnaan syariat Nabi Muhammad
shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah mengajarkan semua hal penting dalam kehidupan manusia. Hanya
saja, ada orang yang berusaha memahaminya dan ada yang melupakannya. Seseorang
akan bisa merasakan dan meyakini betapa sempurnanya Islam, ketika dia memahami
aturan syariat yang demikian luas. Di saat itulah, seorang muslim akan semakin
yakin dengan agamanya. Anda bisa buktikan dan mencobanya.
Diantaranya petunjuk tentang mimpi. Meskipun Islam
tidak mengajarkan umatnya tentang takwil mimpi yang mereka alami, namun
rambu-rambu yang diberikan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sudah
sangat memadai untuk menjadi panduan dalam mensikapi mimpi. Tak terkecuali,
mimpi buruk.
Ada beberapa hal yang dijelaskan dalam Islam,
terkait mimpi buruk.
Pertama, mimpi tidak semuanya benar
Sumber mimpi tidak selamanya datang dari Allah. Bisa
juga karena bawaan perasaan atau permainan setan.
Disebutkan dalam hadis riwayat Bukhari dan Muslim,
dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,
الرؤيا ثلاث حديث النفس وتخويف الشيطان وبشرى من الله
“Mimpi itu ada tiga macam: bisikan hati, ditakuti
setan, dan kabar gembira dari Allah.”
Makna Hadis:
- “Bisikan hati”: terkadang seseorang memikirkan
sesuatu ketika sadar. Karena terlalu serius memikirkan, sampai terbawa mimpi.
- “Ditakuti setan”: mimpi yang datang dari setan.
Bentuknya bisa berupa mimpi basah atau mimpi yang menakutkan.
Jenis mimpi yang ketiga adalah kabar gembira dari
Allah. Mimpi ini adalah mimpi yang berisi sesuatu yang baik dan menggembirakan
kaum muslimin. (Keterangan Dr. Musthafa Dhib al-Bugha, salah seorang ulama
bermazhab Syafi’i, dalam ta’liq untuk Shahih Bukhari)
Kedua, mimpi buruk berasal dari setan
Dari jenis mimpi di atas, mimpi buruk termasuk salah
satu permainan setan kepada bani Adam. Mereka ingin menakut-nakuti manusia.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang kita menceritakan mimpi buruk
kepada siapa pun.
عَنْ جَابِرٍ قَالَ جَاءَ أَعْرَابِىٌّ إِلَى النَّبِىِّ
-صلى الله عليه وسلم- فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ رَأَيْتُ فِى الْمَنَامِ كَأَنَّ
رَأْسِى ضُرِبَ فَتَدَحْرَجَ فَاشْتَدَدْتُ عَلَى أَثَرِهِ. فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ
-صلى الله عليه وسلم- لِلأَعْرَابِىِّ « لاَ تُحَدِّثِ النَّاسَ بِتَلَعُّبِ الشَّيْطَانِ
بِكَ فِى مَنَامِكَ ». وَقَالَ سَمِعْتُ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- بَعْدُ يَخْطُبُ
فَقَالَ « لاَ يُحَدِّثَنَّ أَحَدُكُمْ بِتَلَعُّبِ الشَّيْطَانِ بِهِ فِى مَنَامِهِ
.
Dari Jabir radhiallahu ‘anhu, ada seorang Arab badui
datang menemui Nabi kemudian bertanya, “Ya rasulullah, aku bermimpi kepalaku
dipenggal lalu menggelinding kemudian aku berlari kencang mengejarnya”. Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada orang tersebut, “Jangan kau
ceritakan kepada orang lain ulah setan yang mempermainkan dirimu di alam
mimpi”. Setelah kejadian itu, aku mendengar Nabi menyampaikan dalam salah satu
khutbahnya, “Janganlah kalian menceritakan ulah setan yang mempermainkan
dirinya dalam alam mimpi” (HR Muslim)
Ketiga, Yang harus dilakukan ketika mimpi buruk
Ada beberapa hal yang diajarkan Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika seseorang mimpi buruk:
1. Meludah kekiri 3 kali.
2. Memohon perlindungan kepada Allah Ta’ala dari
setan 3 kali, dengan membaca
أعوذ بالله من الشيطان الرجيم
“A’udzu billahi minas-syaithanir-rajiim” atau bacaan
ta’awudz lainnya).
3. Memohon perlindungan kepada Allah dari keburukan
mimpi tersebut.
4. Atau sebaiknya dia bangun kemudian melaksanakan
Shalat.
5. Mengubah pisisi tidurnya dari posisi semula ia
tidur, jika ia ingin melanjutkan tidurnya, walaupun ia harus memutar kesebelah kiri,
hal ini sesuai zahir hadis.
6. Tidak boleh menafsir mimpi tersebut baik menafsir
sendiri atau dengan meminta bantuan orang lain.
Keterangan tentang hal ini terdapat dalam
beberapa hadis berikut :
Dari Jabir radhiallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
إذا رأى أحدكم الرؤيا يكرهها، فليبصق عن يساره ثلاثا وليستعذ
بالله من الشيطان ثلاثا، وليتحول عن جنبه الذي كان عليه
“Jika kalian mengalami mimpi yang dibenci (mimpi
buruk) hendaklah meludah kesebelah kiri tiga kali, dan memohon perlindungan
dari Allah dari godaan setan tiga kali, kemudian mengubah posisi tidurnya dari
posisi semula.” (HR. Muslim)
Dalam hadis lain Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,
وإن رأى ما يكره فليتفل عن يساره ثلاثا وليتعوذ بالله من
شر الشيطان وشرها، ولا يحدث بها أحدا فإنها لن تضره
“Ketika kalian mengalami mimpi buruk, hendaknya
meludah ke kiri tiga kali, dan memohon perlindungan kepada Allah dari kejahatan
setan dan dari dampak buruk mimpi. Kemdian, jangan ceritakan mimpi itu kepada
siapapun, maka mimpi itu tidak akan memberikan dampak buruk kepadanya.” (HR.
Muslim)
Abu Qatadah (perawi hadis) mengatakan,
إن كنت لأرى الرؤيا أثقل علي من جبل، فما هو إلا أن سمعت
بهذا الحديث، فما أباليها
“Sesungguhnya saya pernah bermimpi yang saya rasa lebih
berat dari pada gunung, setalah aku mendengar hadis ini aku tidak peduli mimpi
tersebut.”
Dalam riwayat lain, Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda,
الرُّؤْيَا ثَلَاثٌ، فَرُؤْيَا حَقٌّ، وَرُؤْيَا يُحَدِّثُ
بِهَا الرَّجُلُ نَفْسَهُ، وَرُؤْيَا تَحْزِينٌ مِنَ الشَّيْطَانِ فَمَنْ رَأَى مَا
يَكْرَهُ فَلْيَقُمْ فَلْيُصَلِّ
“Mimpi itu ada tiga: mimpi yang benar, mimpi bisikan
perasaan, dan mimpi ditakut-takuti setan. Barangsiapa bermimpi yang tidak
disukainya (mimpi buruk), hendaklah dia melaksanakan shalat.” (HR. at-Tirmidzi
dan dishahihkan al-Albani)
_______________________________________________________________________________
lalu meludah 3X ke arah kiri
ALLOHUMMA INNII A’UUDZUBIKA MIN ‘AMALISY SYAITHOON,
WA SAYYI-AATIL A_HLAAM
Ya Alloh aku berlindung kepadaMu dari perbuatan
syetandan buruknya mimpi
No comments:
Post a Comment